Masjid LDII Dibakar Massa
PADANG -- Pascapengrusakan dan pembakaran masjid yang dibangun Jamaah Lembaga Dakwah Islamiyah Indonesia (LDII) di Painan, ratusan warga kampung Padangpanjang II, Nagari Kambang Utara, Kecamatan Lengayang, masih berjaga-jaga di sekitar lokasi kejadian. Penjagaan ini dilakukan untuk menjaga suasana kondusif, menghindari masuknya orang-orang tak bertanggungjawab yang ingin melakukan provokasi terhadap warga lainya.
Kepala Kantor Kementrian Agama Pessel, Damri Tanjung, ketika dihubungi Padang Ekspres kemarin, belum mau memberikan penjelasan terkait aksi pengrusakan dan pembakaran masjid LDII tersebut. Saat ditanya, Damri terkesan mengelak, tak mau menjelaskan apakah keberadaan LDII itu dilarang atau tidak.
Namun Ketua Bidang Fatwa MUI Pessel, H Alimudin yang dihubungi Padang Ekspres secara terpisah menjelaskan ajaran jamaah LDII di Masjid Kampung Padangpanjang II, mengandung ajaran sesat.
Diberitakan sebelumnya, ratusan warga Kampung Padangpanjang II spontanitas merobohkan dan membakar bangunan masjid LDII di Kampung Padangpanjang II, Selasa (30/11) pukul 21.00 WIB. Beruntung tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Aksi pengrusakan dan pembakaran tersebut, tidak mendapat perlawanan dari kelompok LDII. "Kami menilai, jamaah LDII mengajarkan ajaran yang sesat di masjid tersebut," ungkap Saril Sitong, masyarakat setempat.
Kapolsek Lengayang, Iptu Alwi Haskar, ketika dihubungi Padang Ekspres mengatakan aksi massa dipicu atas kecurigaan warga terhadap pembangunan masjid milik jamaah LDII tersebut. "Saat ini, suasana sudah mulai kondusif. Namun, kami tetap melakukan pengawasan. Hingga saat ini, belum ada yang ditahan atau ditetapkan sebagai tersangka. Sebab dalam kasus ini, kami tetap mengedepankan pendekatan persuasif antara kedua belah pihak," jelasnya.
Ketua Bidang Fatwa MUI Pessel, H Alimudin menambahkan, ajaran sesat jamaah LDII di Masjid Kampung Padangpanjang II, didasarkan atas kajian yang dilakukan MUI. "Kami meminta LDII untuk menghentikan aktifitasnya agar tidak menimbukan gejolah di tengah masyarakat. Kepada warga, kami minta untuk menahan diri, menjaga suasana yang kondusif," jelasnya.
Sebelumnya, pihak LDII telah mengajukan surat kepada bupati Pessel untuk untuk diakui legalitas dan keberadaannya di Pessel. Namun oleh MUI, pengajuan LDII tersebut ditolak dalam rapat MUI Pessel.
Asisten I Setkab Pessel, Nazwir menjelaskan, pemkab bersama MUI Pessel akan menggelar rapat penentuan sikap, Minggu (5/12) mendatang. "Pendirian masjid di Kampung Padangpanjang II oleh LDII itu, melanggar izin mendirikan bangunan (IMB). Sebelumnya lokasi yang akan didirikan bangunan itu adalah untuk izin pendirian rumah, bukan untuk pembangunan masjid," ungkap Nazwir. (y)
http://www.jpnn.com/read/2010/12/03/...Dibakar-Massa-
LDII Bukan Aliran Sesat
Banda Aceh, (Analisa)
Ketua Umum DPP LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia), Prof DR Ir KH. Abdullah Syam, M.Sc menegaskan, keberadaan LDII bukan aliran atau ajaran sesat sebagaimana anggapan masyarakat, terutama di Aceh.
Hal ini dikarenakan masyarakat tidak tahu LDII yang sebenarnya, sehingga muncul anggapan LDII aliran sesat.
Untuk itu, LDII telah memberi klarifikasi ke MUI Pusat tentang stigma (anggapan) yang bergulir di tengah masyarakat. Tentu dalam hal ini banyak orang tidak senang, bukan karena segi pemahaman ajaran, tetapi ada kesalahpahaman komunikasi saja. "Semua persoalan itu telah kita klarifikasi ke MUI Pusat," tegas KH Abdullah Syam usai membuka Musda V DPD LDII Aceh, Kamis (3/11) di Banda Aceh.
Dikatakan, perlu diketahui LDII dalam dakwahnya tidak pernah mengkafir-kafirkan dan menajiskan orang. LDII bukan penerus atau ajaran Islam jamaah. LDII juga tidak menganut sistem aliran seperti ada imam, tetapi LDII berada untuk memperbaiki akhlak masyarakat dengan dakwah.
Saat ini di Indonesia generasi muda sangat mudah terpengaruh budaya luar, sebab informasi melalui teknologi seperti situs-situs pornografi sangat mudah diperoleh. Dan ini akan semakin parah jika tidak diberi pengetahuan agama melalui dakwah. Begitu juga masalah narkoba sangat sulit dibendung, tapi dengan penguatan pondasi akhlak generasi muda bisa diminimalkan.
"Dakwah juga perlu diperkuat, sebab kita tidak lihat lagi ada batas muhrib non muhrib, kadang-kadang budaya barat sudah berpengaruh dalam kehidupan. Kita tidak melarang berkomunikasi, tetapi pergaulan yang kita larang," jelas Abdullah Syam.
Untuk itu, menurut Abdullah, yang perlu dilakukan secara proprosional adalah mungkin peran dakwah yang kurang berimbang. (irn)
http://www.analisadaily.com/index.ph...nad&Itemid=112
THURSDAY, 02 DECEMBER 2010 22:06
MUI: Jangan besar-besarkan perbedaan
Warta
WASPADA ONLINE
BANDA ACEH - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Umar Shihab mengemukakan umat Islam agar tetap menjalin kesatuan dan kesamaan dengan cara tidak membesar-besarkan persilihan dan perbedaan, karena semua aliran agama itu baik.
"Jangan membesar-besarkan perbedaan. Kita anggap semua ini baik. Mari kita cari persatuan dan kesamaan," katanya ketika memberikan tausiyah pada Musyawarah Daerah (Musda) V DPD Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Aceh di Hotel Hermes.
Ia mencontohkan seperti LDII ini yang masih ada orang menganggap salah. Itu adalah tidak benar, LDII sama dengan organisasi lainnya seperti Muhammadiyah, Nadhlatul Ulama, dan Suni.
Umar Shihab menyatakan, perbedaan dalam suatu aliran merupakan hal biasa dan tidak perlu dibesar-besarkan, anggap saja perbedaan itu sebagai rahmad yang bisa mempersatukan umat.
Ia mencotohkan masalah menentukan penetapan 1 Syawal, ada yang menggunakan Rukyat dan Hisab. "Kalau ditanya mana yang benar, maka saya jawab dua-duanya benar, karena dua-duanya ada dasarnya, sehingga tidak perlu diperdebatkan," katanya, malam ini.
Kenapa terjadi perselisihan, menurut Umar karena masalah hadist. Hadis masalah wudhuk saja banyak caranya. Itu semua benar tidak ada yang salah. "Oleh karena itu, perbedaan-perbedaan ini tidak perlu dibesar-besarkan mari kita terima, kalau ada yang salah kita lihat salahnya seperti apa. Semua di dalam Islam benar," katanya.
"Jadi bagaimana kita bisa selamat dari perpecahan, maka kita harus mengakui semua mazhab, Syafei, Maliki, Hambali dan termasuk aliran Syiah.
Sementara itu, Ketua Umum DPP LDII, Abdullah Syam menyatakan, LDII sangat konsen terhadap pembinaan generasi muda, terutama meningkatkan sumber daya manusia yang unggul. Dikatakan, paling tidak ada dua ancaman dan tangan bagi SDM bangsa yaitu bahaya narkoba dan pornografi/pornoaksi.
"Gambaran dampak negatif penyalahgunaan narkoba tersebut semakin mencengangkan kita semua manakala kita amati bahwa kecendrungan kejahatan tersebut semakin meningkat dari tahun ke tahun baik jumlah pengguna, pengedar, maupun produsen," katanya.
Abdullah Syam menyatakan, berkaitan dengan ancaman dari bahaya pornografi dan pornoaksi, salah satu upaya bagaimana caranya pemanfaatan internet positif.
Untuk itu, pada 12-13 Agustus 2009 di Bandung, Jabar, DPP LDII bekerjasama dengan Kementrian Komunikasi dan Informasi mengadakan pelatihan internet sehat dengan diikuti 70 peserta sebagai tenaga pelatih yang terdiri dari 33 provinsi, pondok pesantren, dan sebagain DPD kabupaten/kota Bandung.
Berkaitan dengan pelaksanaan Musda, Abdullah Syam mengingatkan agar memperhatikan hasil Rapimnas LDII 2010 yakni LDII berusaha keras agar mampu menjalanklan fungsi-fungsi pemberdayaan individu dan masyarakat secara sendiri-sendiri atau gotong royong.
Kemudian, LDII mengimbau kepada segenap komponen bangsa meningkatkan rasa solidaritas nasional dalam membantu menyelesaikan berbagai jenis musibah dalam kondisi yang masih sering terjadi berbagai bencana alam seperti gempa dan banjir, katanya.
Selanjutnya, Ketua panitia pelaksana menyatakan, Musda yang berlangsung sehari itu dihadiri 400 peserta dari kabupaten/kota di Aceh.
sumber : http://www.waspada.co.id/index.php?o...aceh&Itemid=26